Sore hari ini ku pandangi lekat lekat wajah yang ada dalam foto ini, terbayang kenangan indah tapi menyakitkanku. ya dia seorang laki laki dengan perawakan yang tinggi, putih, dengan mata hitam yang menenangkan serta hidung yang mancung, di tambah lagi budi pekerti yang baik ia memang terlihat begitu sempurna. Karena itu lah aku sangat mencintainya, dia adalah Ilyas seseorang yang sempat mendampingiku selama 5 tahun ini dalam setiap suka maupun duka dan dalam ikatan cinta yang diridhoi Allah yaitu ikatan sebuah pernikahan.
Dulu semasa
di kampus, siapa yang tidak mengenal dia. Dia adalah mahasiswa yang aktif dalam
setiap kegiatan, apalagi kalau kegiatannya berhubungan dengan jalan dakwah.
Maka ia adalah orang yang paling semangat dan selalu ditunjuk sebagai ketua.
Dan tidak tau apakah ini kebetulan atau inikah yang namanya takdir, tapi aku
selalu saja berperan di sampingnya sebagai sekretaris, hampir di setiap
kagiatanyang diketuainya.
Begitu banyak
junior cewek yang mengaguminya, banyak yang mengeluh eluhkannya. Karena
kesempurnaan yang ia miliki, tapi tidak tau apa yang bisa ia kagumi dari
sosokku yang begitu sederhana. Dengan kepintaran yang standar dan penampilan
yang biasa biasa saja.
Kadang ku merasa
minder dengan pandangan orang orang, apalagi junior kami di kampus. Banyak yang
kaget bin bingung ketika mendapatkan undangan yang kami sebar. Pertamanya aku
juga sempat kaget, ketika ada seseorang yang bersedia menemui kedua orang tuaku
dengan maksud yang mulia yaitu bersedia
menghitbahku dan ingin membawaku ke dalam indahnya hidup didunia dan
mempersiapkan indahnya hidup di akhirat kelak bersama suami yang dapat
menuntunku ke dalam indahnya Islam.
Iya sih dapat
ku akui, bahwa memang dalam hal beribadah aku bukanlah orang yang bisa
dikatakan tekun dan kalau dibandingkan dengan dia, dia sangat jauh karena dia
begitu baik dalam hal beribadah (menurutku sendiri….hehehehehe). setelah acara pernikahan selesai, pengucapan
akad nikah pun selesai digelar. Banyak teman teman kampus yang datang hanya
sekedar untuk memberiku ucapan, tak terkecuali juga dengan junior junior kami
dikampus. Entah ini apakah hanya perasaanku saja atau bagaimana, tapi ku
melihat beigtu banyak junior maupun
teman temanku di kampus terutama cewek,
memandangku dengan tatapan sinis dan penuh dengan rasa iri. Ya, itu memang
tidak dapat di cegah karena memang banyak cewek cewek yang begitu
mengagumi suamiku(hehehehehe,,,,ucap
dalam hatiku…).
Hari hari pun
ku lewati dengan sangat bahagia, tak pernah aku sangka sebelumnya bahwa jodoh
yang telah dipersiapkan Allah untukku sesempurna ini. Dia membimbingku sedikit
demi sedikit mengarungi indahnya ISLAM. Menjadi imam dalam shalatku, tilawatul
qur’an setiap selesai shalat dan tidak lupa pula kami habiskan sepertiga malam
kami untuk bersujud memohon ampunan Nya. Begitulah rutinitas selama tiga tahun pernikahan
kami,
Namun takdir
berkata lain, ketika memasuki tahun keempat pernikahan kami ini. Sedikit demi
sedikit ada perubahan yang ku rasakan dalam dirinya. Mulai dari hal kecil yaitu
mengingatkanku untuk shalat, sampai sampai sekarang jarang mengimamiku dalam
setiap shalatku. Tapi karena aku percaya dan mencintainya aku tidak begitu
khawatir dengan perubahannya mungkin saja dia sedang sibuk dengan pekerjaannya
di kantor (maklumlah dia orang yang tekun dalam bekerja). Tapi seiring
bergantinya hari demi hari, minggu ke minggu berlanjut bulan, hingga tiba pada
hari hatiku tidak sanggup lagi menahan sakit ini ku beranikan diri untuk mulai
menegur dan menasehatinya dengan kata kata yang telah ku susun dengan
sedemikian sopannya untuk tidak membuat hatinya terluka. Tapi tidak pernah ku
duga bahwa ia akan semarah ini padaku.
Selama ini ia tidak pernah berkata kasar padaku apalagi sampai memukulku. Ini untuk yang pertama kalinya dan ini terasa begitu sakit sampai sampai aku tidak sangup untuk menahan air mataku. Setelah kemarahannya itu ia pergi meninggalkan rumah. Dengan air mata yang mulai mengering aku menunggunya dengan sabar dan berharap dia akan pulang tapi selang beberapa jam aku mendengar kabar dari rekan kerjanya bahwa ia berada di bar untuk sekedar minum dan bersenang senang dengan wanita lain.
Selama ini ia tidak pernah berkata kasar padaku apalagi sampai memukulku. Ini untuk yang pertama kalinya dan ini terasa begitu sakit sampai sampai aku tidak sangup untuk menahan air mataku. Setelah kemarahannya itu ia pergi meninggalkan rumah. Dengan air mata yang mulai mengering aku menunggunya dengan sabar dan berharap dia akan pulang tapi selang beberapa jam aku mendengar kabar dari rekan kerjanya bahwa ia berada di bar untuk sekedar minum dan bersenang senang dengan wanita lain.
Aku tidak tau
harus berbuat apa. Aku hanya bisa menangis disetiap sujud sepertiga malamku.
Memhon ampunan dan tak ku lupa selalu mendoakan suamiku agar ia kembali sadar
dan kembali ke jalan yang benar. Satu tahun berlalu, ia belum juga berubah,
selalu memarahiku ketika ku berusaha menasehatinya. Kemarahannya semakin
memuncak dan tak pernah ku pikir dia tega mengucapkan perkataan yang dibenci
tuhan. Dia menceraikanku. Hatiku terasa seperti tersayat sayat dengan luka yang
belum sembuh dan kembali disayat dengan luka yang baru.
Walaupun ku
tahu Allah sangat tidak menyukai yang namanya perceraian tapi apa boleh buat
jika ini yang harus terjadi. Terlintas dalam setiap sujudku. Apakah aku terlalu
mencintainya sehingga Allah memisahkan kami karena mungkin rasa cintaku teramat
besar bagi suamiku dan melebihi rasa cintaku kepada Rabbku. Sekarang ku mulai
menyadarinya dan setelah sekian lama berpisah, luka yang dulu menganga sekarang
mulai terobati dengan lantunan doa dalam setiap sujudku.
Ku merasa
begitu tenang ketika dalam sepertiga malamku tidak pernah ku lewatkan tanpa
sujud panjangku kepada Allah. Dan sekarang ku mnyadari bahwa cinta sejatiku
bukan manusia, bukkan makhluk ciptaan Nya juga, melainkan Rabb ku, Allah swt. Mungkin
dulu ku mencintai manusia dengan berlebihan. Terimakasih ya Allah, engkau telah
menunjukkan jalan yang terbaik. Dulu ku berfikir bahwa mengapa takdirku seperti
ini, orang yang sangat ku cintai yang begitu sempurna di mataku berubah menjadi
serigala yang buas dan siap memangsaku kapan saja.
Tapi ini lah
yang dinamakan hidup, pasti akan ada hikmah dibalik semua cobaan. Mungkin, hal
yang tidak kita sukai ternyata baik untuk kita, begitu juga sebaliknya mengkin
hal yang kita sukai ternyata teramat buruk untuk kita.
Note : jangan mencintai suatu hal atau makhluk ciptaan Allah
melebihi sang pencipta.
Love me just a little, love me forever
Cintai aku sewajarnya, cintai aku selamanya….
Eki mudiati
0 Response to "[NOVEL] : KU TEMUKAN CINTA SEJATI DISETIAP SUJUDKU"
Post a Comment